Kamis, 09 Juni 2022

3.1.a.10. Aksi Nyata

 


Aksi Nyata 

1. Peristiwa (Fact)

Latar belakang tentang situasi yang dihadapi

Pengalaman yang terjadi dalam suatu kelas di SMK tmpat saya mengabdi terdapat siswa yang kurang disiplin terhadap peraturan yang ditentukan oleh sekolah, Diantara nya sering tidak masuk sekolah karena Alpha sebanyak 30 kali. Toleransi untuk ketidakhadiran Alpa adalah sebanyak 6 kali Alpa dengan tahapan sebagai berikut: Jika Alpa 1 kali maka siswa dipanggil untuk diberikan pengarahan dan motivasi, Jika ternyata diulang kembali sehingga Alpanya menjadi 2, maka siswa akan dipangil kembali untuk mengetahui alasan kenapa siswa melakukan kesalahan yang sama dan selanjutnya menginformasikan ke orangtua. Jika mengulang Alpa kembali, selanjutnya siswa akan diberikan sanksi berupa surat peringatan tanpa materai yang diketahui oleh wali kelas, guru BK dan kesiswaan. 

 


 

Proses Coaching diperlukan dalam mengatasi masalah ini. Tahap berikutnya adalah jika siswa mengulang kembali sehingga Alpa menjadi 4 kali, maka wali kelas dan guru BK melakukan Home visit ke rumah siswa yang bersangkutan untuk identifikasi dan  mencari solusi yang tepat. Jika ternyata siswa mengulang kembali sehingga Alpa menjadi 5 maka siswa dan orangtua dipanggil ke sekolah untuk berdiskusi dan mencari solusi agar siswa bisa disiplin dan siswa diberikan saksi berupa surat peringatan berupa perjanjian di atas materai. Hal ini  diharapkan menjadikan siswa menjadi lebih serius untuk bisa disiplin dalam belajar, Jika ternyata mengulang kembali sehingga Alpanya menjadi 6 kali, maka siswa tersebut diberikan sanski berupa berita acara untuk bersedia dipindahkan sekolah apabila belum bisa melakukan perubahan terhadap dirinya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut tidaklah semutlak itu, setiap kali melakukan tindakan maka akan diterapkan identifikasi masalah terhadap siswa yang bermasalah untuk menggali informasi yang benar. 

 

Dengan alasan yang bisa diterima, walaupun siswa sudah memiliki Alpa 6 atau lebih maka siswa tersebut masih memiliki peluang untuk bisa mengikuti ujian ketika rapat dewan guru memutuskan siswa tersebut lulus, mengingat banyak faktor yang menyebabkan menjadi tidak disiplin yaitu karena keluarga yang tidak harmonis, atau keadaan ekonomi sehingga harus turut serta membantu orangtua mencari nafkah.


Alasan melakukan Aksi Nyata tersebut

Alasan melakukan Aksi nyata tersebut adalah karena adanya kasus dimana Alpanya sudah mencapai 6 kali atau lebih, tetapi pada akhirnya siswa tersebut tetap lulus, meskipun tidak sesuai dengan syarat kelulusan.


Hasil Aksi Nyata yang dilakukan

Hasil Aksi nyata yang dilakukan adalah Dokumentasi dari rapat dewan guru yang menyatakan siswa bermasalah pada akhirnya bisa lulus. 



 

2. Perasaan (Feelings)

Perasaan ketika dan setelah menjalankan ketiga Aksi Nyata

Perasaan ketika melakukan Aksi nyata: Saya merasa mengalami situasi Dilema etika terhadap masalah siswa tersebut. Disatu sisi, jika mengacu pada peraturan sekolah maka siswa tersebut tidak bisa diluluskan. Namun disisi lain masa depan anak sangat penting, sehingga berbagai kebijakan alternatif bisa diperlukan sesuai dengan kesepakatan dalam rapat Dewan guru (Pleno) dengan pertimbangan kemanusiaan. 

 

Setelah melakukan Aksi Nyata saya merasa lebih tenang karena keputusan berdasarkan suara terbanyak dan identifikasi maupun analisis masalah yang tepat untuk kebaikan bersama antara sekolah dan siswa. Paradigma yang digunakan adalah paradigma jangka pendek melawan jangka panjang. Dimana hasil dari saat ini akan terlihat di masa yang akan datang.

 

3. Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik kegagalan maupun keberhasilan

Pembelajaran dari kegagalan: Setiap siswa memiliki masalahnya masing-masing, hanya kadarnya saja yang berbeda. Teknik dalam memecahkan masalahnya pun tidak bisa disamakan mengingat penyebabnya juga bervariasi. Proses Coaching masih relefan untuk digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang kreatif. 

Keberhasilan nya adalah mampu menjadikan siswa untuk melakukan refleksi diri. Mengambil keputusan dengan mmpertimbangkan beberapa aspek. 

4. Penerapan ke depan (Future)



 

  • Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang.
  • Rencana perbaikan dalam bentuk pembelajaran tatap muka
  • Lebih meningkatkan bentuk Coaching dalam menyelesaikan masalah
  • Sosialisasi secara intens mengenai peraturan sekolah, agar siswa paham dan tidak melanggar aturan



Saat diskusi dengan orang tua siswa



saat praktek coaching dengan siswa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar