1. Peristiwa (Fact)
Latar belakang tentang situasi yang dihadapi
Pengalaman yang terjadi dalam suatu kelas di SMK tmpat saya mengabdi terdapat
siswa yang kurang disiplin terhadap peraturan yang ditentukan oleh sekolah,
Diantara nya sering tidak masuk sekolah karena Alpha sebanyak 30 kali. Toleransi
untuk ketidakhadiran Alpa adalah sebanyak 6 kali Alpa dengan tahapan sebagai
berikut: Jika Alpa 1 kali maka siswa dipanggil untuk diberikan pengarahan dan
motivasi, Jika ternyata diulang kembali sehingga Alpanya menjadi 2, maka siswa
akan dipangil kembali untuk mengetahui alasan kenapa siswa melakukan kesalahan
yang sama dan selanjutnya menginformasikan ke orangtua. Jika mengulang Alpa
kembali, selanjutnya siswa akan diberikan sanksi berupa surat peringatan tanpa
materai yang diketahui oleh wali kelas, guru BK dan kesiswaan.
Proses Coaching diperlukan dalam mengatasi masalah ini. Tahap berikutnya
adalah jika siswa mengulang kembali sehingga Alpa menjadi 4 kali, maka wali
kelas dan guru BK melakukan Home visit ke rumah siswa yang bersangkutan untuk
identifikasi dan mencari solusi yang tepat. Jika ternyata siswa mengulang
kembali sehingga Alpa menjadi 5 maka siswa dan orangtua dipanggil ke sekolah
untuk berdiskusi dan mencari solusi agar siswa bisa disiplin dan siswa
diberikan saksi berupa surat peringatan berupa perjanjian di atas materai. Hal
ini diharapkan menjadikan siswa menjadi lebih serius untuk bisa disiplin
dalam belajar, Jika ternyata mengulang kembali sehingga Alpanya menjadi 6 kali,
maka siswa tersebut diberikan sanski berupa berita acara untuk bersedia dipindahkan
sekolah apabila belum bisa melakukan perubahan terhadap dirinya. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut tidaklah semutlak itu, setiap kali
melakukan tindakan maka akan diterapkan identifikasi masalah terhadap siswa
yang bermasalah untuk menggali informasi yang benar.
Dengan alasan yang bisa diterima, walaupun siswa sudah memiliki Alpa 6
atau lebih maka siswa tersebut masih memiliki peluang untuk bisa mengikuti
ujian ketika rapat dewan guru memutuskan siswa tersebut lulus, mengingat banyak
faktor yang menyebabkan menjadi tidak disiplin yaitu karena keluarga yang tidak
harmonis, atau keadaan ekonomi sehingga harus turut serta membantu orangtua
mencari nafkah.
Alasan melakukan Aksi Nyata tersebut
Alasan melakukan Aksi nyata tersebut adalah karena adanya kasus dimana
Alpanya sudah mencapai 6 kali atau lebih, tetapi pada akhirnya siswa tersebut
tetap lulus, meskipun tidak sesuai dengan syarat kelulusan.
Hasil Aksi Nyata yang dilakukan
Hasil Aksi nyata yang dilakukan adalah Dokumentasi dari rapat dewan guru
yang menyatakan siswa bermasalah pada akhirnya bisa lulus.
2. Perasaan (Feelings)
Perasaan ketika dan setelah menjalankan ketiga Aksi Nyata
Perasaan ketika melakukan Aksi nyata: Saya merasa mengalami situasi
Dilema etika terhadap masalah siswa tersebut. Disatu sisi, jika mengacu pada
peraturan sekolah maka siswa tersebut tidak bisa diluluskan. Namun disisi lain
masa depan anak sangat penting, sehingga berbagai kebijakan alternatif bisa
diperlukan sesuai dengan kesepakatan dalam rapat Dewan guru (Pleno) dengan
pertimbangan kemanusiaan.
Setelah melakukan Aksi Nyata saya merasa lebih tenang karena keputusan
berdasarkan suara terbanyak dan identifikasi maupun analisis masalah yang tepat
untuk kebaikan bersama antara sekolah dan siswa. Paradigma yang digunakan
adalah paradigma jangka pendek melawan jangka panjang. Dimana hasil dari saat
ini akan terlihat di masa yang akan datang.
3. Pembelajaran (Findings)
Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik
kegagalan maupun keberhasilan
Pembelajaran dari kegagalan: Setiap siswa memiliki masalahnya
masing-masing, hanya kadarnya saja yang berbeda. Teknik dalam memecahkan
masalahnya pun tidak bisa disamakan mengingat penyebabnya juga bervariasi.
Proses Coaching masih relefan untuk digunakan sebagai alternatif pemecahan
masalah yang kreatif.
Keberhasilan nya adalah mampu menjadikan siswa untuk melakukan refleksi
diri. Mengambil keputusan dengan mmpertimbangkan beberapa aspek.
4. Penerapan ke depan (Future)
- Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa
mendatang.
- Rencana perbaikan dalam bentuk pembelajaran
tatap muka
- Lebih meningkatkan bentuk Coaching dalam
menyelesaikan masalah
- Sosialisasi secara intens mengenai peraturan
sekolah, agar siswa paham dan tidak melanggar aturan
Saat diskusi dengan orang tua siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar